Memahami keilahian Yesus adalah dasar dalam membela kebenaran iman Kristen.
Semua agama besar1 dan kelompok kultus2 menolak doktrin keilahian Kristus. Beberapa dari keberatan ini adalah hasil dari rasionalisme (“akal” adalah yang tertinggi, bukan Tuhan) atas wahyu atau kesalahpahaman tentang apa yang diajarkan doktrin. Keberatan lain yang lebih umum muncul dari sejarah revisionis, yang mengklaim bahwa keilahian Kristus ditemukan di Konsili Nicea pada abad ke-43 dan bukan sesuatu yang diyakini oleh gereja mula-mula.4
Alasan orang Kristen percaya pada keilahian Yesus adalah karena kita dipaksa untuk sampai pada kesimpulan ini dengan ajaran Alkitab yang jelas. Penting untuk mendapatkan identitas Yesus karena jika kita menyangkal keilahian Yesus maka kita tidak memiliki Bapa (1 Yohanes 2:23; lih. Yohanes 5:23).
Berikut adalah alasan Alkitab mengatakan Yesus adalah Tuhan
1: Alkitab Mengajarkan Bahwa Ada Satu Tuhan Yang Benar
Ini penting untuk dipahami karena banyak penentang keilahian Yesus salah paham tentang apa yang dipercayai orang Kristen tentang Tritunggal. Orang Kristen percaya apa yang diajarkan Alkitab — bahwa hanya ada satu Allah yang benar dan hidup (Ulangan 6: 4; lih 1 Korintus 8: 6). Namun, kita tidak boleh mengacaukan tauhid (kepercayaan pada satu Tuhan) dengan Unitarianisme (keyakinan bahwa keberadaan Tuhan dimiliki oleh satu orang). Keilahian Yesus adalah bagian dari doktrin Tritunggal, yang menyatakan bahwa di dalam satu Wujud yaitu Allah, ada secara kekal tiga pribadi yang setara dan kekal, Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Masing-masing adalah pribadi yang berbeda, namun masing-masing diidentifikasi sebagai Allah: Bapa (1 Korintus 8: 6), Putra (Yohanes 1: 1–3; Roma 9: 5), dan Roh (Kisah Para Rasul 5: 3–4) . Kita juga harus ingat bahwa bukanlah Bapa atau Roh yang menjadi inkarnasi; itu adalah Anak (Yohanes 1:14) dan dia lahir di bawah Hukum (Galatia 4: 4). Inilah sebabnya, dalam kemanusiaannya, Yesus berdoa kepada Bapa (Matius 26:39, 42) .5
Doktrin Tritunggal terungkap antara Perjanjian Lama dan Baru melalui inkarnasi Yesus dan pencurahan Roh Kudus.6 Tuhan tidak berubah antara Perjanjian Lama dan Baru, menjadi Tuhan Unitarian dalam Perjanjian Lama dan Tuhan Tritunggal dalam yang baru. Tuhan selalu Tritunggal, tetapi wahyu khusus tentang keilahian Yesus terjadi dalam Perjanjian Baru
2: Alkitab Mengajarkan Bahwa Yesus Sudah Ada Sebelumnya Sebelum Dunia Ada
Perjanjian Baru dalam beberapa bagian dengan jelas mengajarkan bahwa Yesus ada di masa lampau sebelum kelahirannya di Betlehem.
Kejadian 1: 1 memberitahu kita, “Pada mulanya Tuhan menciptakan langit dan bumi.” Dalam Yohanes 1: 1 kita membaca kata-kata yang sama, “Pada mulanya.” 8 Yohanes memberi tahu kita dalam Yohanes 1: 1 bahwa pada mulanya adalah Firman (logos) dan bahwa Firman itu tidak hanya dengan Tuhan tetapi juga Tuhan. Firman inilah yang menciptakan segala sesuatu pada saat penciptaan (Yohanes 1: 3). Yohanes 1: 1 mengajarkan bahwa Firman itu kekal, Firman memiliki hubungan yang kekal dengan Bapa, dan Firman tentang sifat-Nya adalah keilahian.
Memiliki hidup yang kekal berarti mengenal dua pribadi: baik Bapa maupun Yesus (lihat Yohanes 14: 6-7; 16: 3). Tetapi perhatikan, Yesus dibedakan dari Bapa karena Yesus-lah yang berbicara kepada Bapa. Kata ganti pribadi (saya, Anda, Anda) dengan jelas menunjukkan bahwa ini adalah orang yang berbicara kepada orang lain. Dalam percakapan ini, Putra sedang berbicara tentang kemuliaan yang telah Dia bagi dengan Bapa sebelum dunia ada; kata “di hadapanmu sendiri” merujuk pada berbagi kemuliaan ilahi.9 Yohanes 17: 3–5 bukanlah contoh dari “sisi manusia” yang berdoa kepada “sisi ilahi” tetapi dari yang ilahi, namun berinkarnasi (Yohanes 1 : 14) pribadi, Putra, berkomunikasi dengan pribadi ilahi, tetapi bukan-penjelmaan, Bapa di surga.
Kata-kata Paulus di Filipi 2: 5–8 tidak hanya mengajarkan keilahian Yesus tetapi juga kepribadian Putra yang berbeda sebelum inkarnasinya.10 Dalam perikop ini, Paulus menasihati orang Filipi untuk memiliki sikap yang sama seperti Kristus Yesus yang “ada di bentuk Tuhan. ”11 Kata-kata ini muncul sebelum kata kerja yang dikosongkan, mengambil, dan menjadi dan menunjuk pada keberadaan sebelumnya dari yang“ ada dalam rupa Allah. ”12 Selain itu, Yesus tidak menganggap 13 persamaan yang dia miliki dengan Allah Bapa, di masa lalu yang kekal, sesuatu yang harus dipegang. Sebaliknya dia “menjadikan dirinya bukan apa-apa” 14 dengan melakukan dua hal: mengambil bentuk hamba-ikatan dan dibuat dalam rupa manusia.15 Setelah masuk ke dalam keberadaan manusia, dia merendahkan dirinya sampai mati di kayu Salib. Karena itu, setiap lutut akan bertelut dan setiap lidah akan mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan (Filipi 2: 10–11); hanya Tuhan yang harus disembah sebagai Tuhan (lihat Yesaya 45:23).